Serba Celoteh Dari Admin


  1. Tulisan, cerita didalam blog ini, semua ditulis oleh admin sendiri. Untuk publish ulang, copy cerita, silahkan tinggalkan backlink ke blog ini. Ingat, berpikir dan menulis itu butuh waktu dan tenaga, hargai jerih tenaga dan pikiran orang lain

  2. Jikalau ada kesamaan cerita, nama, tempat dan kejadian didalam cerita yang admin tulis, semua hanyalah kesamaan belaka. Semua inti cerita disini adalah hasil dari inspirasi lingkungan dan kehidupan admin sendiri

  3. Untuk yang ingin memberikan ide cerita, menyumbangkan cerita, silahkan untuk menghubungi admin langsung pada kontak page yang tersedia

  4. Admin ucapkan terima kasih sudah mampir dan membaca cerita di blog ini. Semoga semua cerita ini membawa hal positif untuk hidup kita. Thanks a lot :)


Kamulah Penyembuh Luka di Hatiku

kumpulan cerita pendek cinta
Cerita ini mungkin agak panjang dan menjadi beberapa episode, tapi tak apa ya. Karena sampai aku memposting untuk bagian pertamanya, kisah akhirnya belum terselesaikan, dan di word sedah sampai pada page 12 :). Langsung saja yuk baca cerita panjang ini dengan judul "Kamulah Penyembuh Luka di Hatiku" judul yang asal aku ambil :)

****

Aku masih memandangi layar monitor didepanku, sebuah email yang harus aku kirimkan paling lambat hari ini. Email jawaban untuk sebuah pekerjaan yang jangka waktunya 6 bulan. Tanganku masih saja mencoba untuk menari diatas keyboard laptop, namun belum juga satu huruf aku berhasil untuk ketikkan. Sebuah tempat yang jauh, dan bahkan belum pernah aku singgahi sebelumnya. Pekanbaru ... Yah disanalah aku akan bekerja selama setengah tahun, itupun jika aku memberikan jawan ‘iya’ dalam emailku.

Disatu sisi ada sebuah ganjalan, yang walaupun itu sebuah kemungkinan yang menurutku tidak akan terjadi, namun tetap saja kemungkinan itu bisa terjadi, dimana seorang yang pernah bahkan sering membuatku menangis sendiri berada disana, karena disanalah kampung halamannya, dan dia berada pula disana.
Dan akhirnya keputusanku setelah melewati ada 5 menit aku memikirkan, aku menyelesaikkan juga email balasan. Dan kucoba membaca kembali apa hasil tulisanku, bagaimanapun itu sudah aku kirim, dan juga inilah pekerjaanku, sebagian dari mata pencaharianku.

Sore itu akhirnya aku berhasil menjejakkan kakiku disebuah kota yang jauh dari tempat tinggalku, kota yang bahkan berjarakkan lautan. Aku keluar dari pintu bandara dan memesan taksi sambil kuberikan sebuah alamat pada sang sopir. Dan tidak selang dari setengah jam aku berdiri disebuah bangunan yang sudah dipersiapkan untukku, walaupun hanya untuk sementara sebelum aku mendapatkan tempat tinggal permanent yang sementara. Rumah singgah untuk tamu pihak pemerintah daerah. Memang kelihatan agak formal, dan itu membuatku untuk berpikir, secepat mungkin aku harus mendapatkan tempat tinggal.
Aku memasuki pintu gerbang dan berbincang sebentar dengan seorang satpam yang menjaga rumah tersebut, dan setelah satpam itu menghubungi seseorang aku diantarnya ke sebuah kamar.
Melihat sebuah ranjang, rasa lelah dan letih langsung tidak bisa diajak kompromi, dan setelah menutup pintu kamar, aku langsung saja merebahkan badanku disana.

Akhirnya aku mendaparkan sebuah kost yang tidak jauh dari tempatku harus menyelesaikan kontrak selama 6 bulan, tempat yang tidak begitu jauh dari kantor pemerintah daerah. Dan hari ini adalah hari pertama aku harus bekerja, walau sebenarnya hanya sebuah formalitas, karena hari pertamaku di kantor ini, hanya perkenalan dan juga kunjungan ke bagian-bagian dari perkantoran yang berdiri kokoh didepan alun-alun kota pekanbaru.

Seminggu sudah aku berada dikota pekanbaru, walau belum mempunyai teman dekat, aku sudah merasa agak betah disini, karena walau kadang merasa sepi, setiap malam aku bisa melihat banyak orang ada dialun-alun yang tidak begitu jauh dari tempat kostku, dan tempat itu pula yang menjadi tempat nongkrong favoritku.
Ketika sedang menikmati jagung bakar disalah satu pinggiran alun-alun itu, aku melihat seseorang yang sepertinya tidak asing dingatanku, kuamati beberapa saat, dan sepertinya tidak salah. Dengan agak ragu aku mendekati laki-laki itu yang tidak jauh dari tempatku duduk.
“maaf ... “ kataku, dan dia menoleh padaku “kamu Mas Alit?” lanjutku dan sepertinya dia memandangku sambil berpikir
“siapa ya ... Seperti pernah kenal “ katanya menjawab sapaanku “iya aku alit”
Yah, inilah kebahagiaan pertama yang aku dapatkan selama seminggu ini, bertemu dengan sahabat lama, yang tidak terlalu dekat sebenarnya
Aku mengulurkan tanganku, dan kami berjabat tangan “aku vita mas, masih ingat, anak mapala UGM”
Dia sepertinya memutar otaknya, dan akhirnya dia tersenyum “oh iya, aku ingat, ko bisa disini?” tanyanya
“terdampar karena pekerjaan “ kataku sambil tersenyum, dan kemudian aku duduk disebelahnya
“kerja dimana emangnya?”
“tuh ... “ ucapku sambil menunjuk ke arah gedung Sekda
“wah, mantep nih ... “
“mantep apanya, cuman pekerja kontrakan ko, 6 bulan saja”
Dia manggut-manggut “kamu sendiri sibuk apa sekarang mas?” tanyaku padanya
“LSM, Walhi ... Cuman itu, belum nemu lingkungan pekerjaan lainnya”
“masih jadi aktifis ternyata “ kataku tersenyum “ masih kontak sama anak-anak” tanyaku kembali
Aku memang dulu dekat dengan anak-anak mapala UPN tempat mas alit kuliah, bahkan tiap kegiatan, aku selalu diundang, sebuah kehormatan buatku, karena undangan itu selalu untuk personal, bukan untuk mapala aku ikut
Kamipun ngobrol tentang masa lalu, dan juga aku bertanya tempat yang enak selain alun-alun. Toh selama 6 bulan aku tidak hanya akan mengenal alun-alun saja, pikirku

Siang itu aku mampir ke kantor WALHI, dengan bantuan GPS ... Agak lucu memang, seorang pecinta alam berjalan-jalan menggunakan GPS, namun dari pada harus nyasar, dan apalah gunanya GPS ada di handphone kalau tidak digunakan. Ku parkirkan motor inventaris dari pemda untukku selama bekerja. Dan aku mengetok pintu yang tidak tertutup, seorang wanita menyambutku, dan aku dibawanya masuk kedalam, mas alit memperkenalkan aku dengan rekan kerjanya yang saat itu ada di kantor itu.
Kamipun ngobrol, mereka semua bersahabt dan ramah, belum lama saling kenal sudah seperti teman dekat saja, dan inilah salah satu yang aku banggakan dari seorang pecinta alam, dan aktifis lingkungan hidup. Semua adalah saudara, itu yang aku juga tanamkan dalam diriku.
Setengah jam berlalu, dikantor itu memang sedang tidak begitu sibuk, mereka banyak yang duduk sambil minum kopi sambil ngobrol banyak hal. Dan aku sendiri sudah menghabiskan segelas kopi. Perutku terasa ingin buang air kecil, dan aku menuju kamar mandi, setelah selesai kulihat mba Ida, orang yang tadi menyambutku sedang memasak air. Hingga datang mas alit ke dapur
“vit, ada seseorang tuh didepan, mungkin kamu pernah kenal, dia anak mapala juga” agak berkerut keningku, sambil aku berjalan dibelakang mas alit menuju ruang tamu
“siapa emangnya mas?” tanyaku, namun belum sempat mas alit menjawab, dari pintu aku melihat siapa yang dimaksud, dan setelah kami bertatapan, hanya muka kaget yang aku bisa rasakan. OMG dunia ini sempit, dan inilah yang tidak aku inginkan terjadi. 2 bulan, dan akhirnya terjadi juga

*** bersambung ke part 2 ***